Kamis, 20 Agustus 2009

Selalu Dipercaya Menjadi Lokasi MICE

otel Madani Internasional, Medan
Selalu Dipercaya Menjadi Lokasi MICE

Jumat, 14 Desember 2007
Kalau ada hotel di Kota Medan, Sumut, yang disebut-sebut paling siap menyelenggarakan kegiatan MICE (meeteng, incentive, convention, and exhibition) untuk kawasan Sumatera bagian utara, dialah Hotel Madani Internasional.Kenyataannya, hotel berbintang di Medan yang banyak dilirik instansi pusat (departemen) sebagai tempat penyelenggaraan rapat-rapat akbar, seperti seminar, lokakarya, atau sejenisnya di Medan, memang Hotel Madani. Bisa begitu, karena hotel berbintang 3 plus yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja simpang Jalan Amaliun No 1 Medan ini memiliki ciri khas tersendiri: bernuansa syariah dan bersih dari yang namanya maksiat. Ini ditambah lagi dengan pelayanan yang memang ramah terhadap para tamu hotel.

"Kenyataan itu yang menyebabkan hampir setiap minggu, hotel kami mendapat paket penyelenggaraan kegiatan dari pusat. Ada dari Depdiknas, Depkes, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN). Juga sejumlah instansi lainnya. Bahkan BKKBN Pusat dan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) mem-booking tempat sama kita," ujar Direktur Utama (Dirut) Hotel Madani Medan, H Debi Masri SE, saat berbincang dengan Suara Karya, Senin lalu.

Debi yang didampingi General Manager (GM) Hotel Madani Dedi Nelson Fachrurrozy mengatakan, instansi pusat melirik Hotel Madani sebagai tempat penyelenggaraan suatu kegiatan karena mereka melihat fasilitas meeting yang dimiliki hotel ini memadai dan representatif. Ditambah banyak paket pilihan, misalnya paket government (pemerintahan) dengan harga khusus.

Apalagi hotel yang berada di depan Mesjid Raya Al-Manshun, peninggalan Sultan Deli, ini memiliki moto hotel yang nyaman untuk Anda sekeluarga. Sehingga, keluarga (istri) tak perlu khawatir suaminya macam-macam atau main perempuan bila menginap di hotel ini. Apalagi hotel ini tidak menyediakan minuman beralkohol.

Karena hotel kami dibangun dengan prinsip syariah dan bernuansa religius, maka pihaknya, kata Debi, memenuhi keinginan para tamu dari kalangan keluarga yang mengedepankan prinsip-prinsip Islami. "Karena itu, walaupun baru sekitar 3,5 bulan hotel kami beroperasi, tingkat hunian (occupation) kamar rata-rata 70 hingga 80 persen per minggu dan penyelenggaraan event hampir setiap hari terisi," kata Debi Masri.

GM Hotel Madani mengatakan, karena hotel ini dikelola dengan prinsip syariah, maka untuk mengatasi persaingan bisnis di bidang perhotelan pihaknya mengantisipasi dengan keramahtamahan, dengan pengelolaan yang profesional, plus penyediaan menu makanan dan minuman khas hotel Madani.

Fish caree atau kari kepala ikan dan teh tarik merupakan jenis makanan dan minuman yang banyak diburu para tamu Hotel Madani belakangan ini. "Kari kepala ikan ini memang masakan Melayu, tapi ramu-ramuan atau rempah-rempahnya didatangkan dari Timur Tengah, sehingga memiliki citra rasa tersediri. Tamu-tamu kita dari Jakarta, misalnya, bila makan di restoran ini tidak lupa memesan kari kepala ikan. Harganya pun tidak mahal dan terjangkau. Kari kepala ikan ini low (rendah) kalori dan rendah kolesterol," ujar Dedi Nelson. Sedangkan teh tarik berbeda rasanya dengan yang lain, karena berkhas Melayu.

Meski hotel ini ramai dikunjungi tamu dan tingkat huniannya di atas 70 persen, awal tahun depan, kata Debi Masri, pihaknya membuat program atau paket-paket khusus, seperti paket diskon khusus, baik kamar maupun untuk ruang pertemuan, ada juga fasilitas tambahan untuk mendukung suatu acara.

"Sekarang ini pun kita punya paket-paket bervariasi. Karena itu, banyak pilihan. Misalnya tamu mengadakan meeting, ada paket meeting-nya. Kalau tamu ambil paket booking guest, kita berikan harga khusus. Untuk government atau pemerintahan, juga ada harga spesial. Begitu pula kepada perusahaan swasta. Dengan demikian, banyak pilihan dan tidak terpaku pada satu harga," katanya.

Pemberian paket khusus ini, katanya, untuk mengantisipasi persaingan hotel yang tahun depan bakal banyak bertambah di Medan. Dengan demikian, Debi Masri optimistis Hotel Madani tetap akan eksis walau persaingan bisnis hotel makin ketat di Medan. Apalagi pihaknya sudah punya segmen pasar sendiri.

Hotel Madani, lanjut Dedi Nelson, mungkin satu-satunya hotek di Sumatera dengan konsep yang berbeda: hotel bernuansa Islami. Sementara hotel lain konsepnya bisa dikatakan biasa, bersifat umum, dan sedikit liberal. "Karena itu, ke depan Hotel Madani akan menjadi hotel pilihan. Apalagi kita unggul dalam lokasi, yakni dekat dengan shopping centre (plaza), mesjid raya, Istana Maimoon, berikut taman kota," tutur Dedi Nelson yang sudah malang-melintang di dunia perhotelan.

Keunggulan akan lokasi ini juga diakui sejumlah tamu yang menginap di hotel ini. Kepada GM Hotel Madani, tamu dari Jakarta pernah bercerita bahwa yang bersangkutan (tamu itu) akhirnya memilih pindah ke hotel ini (dari hotel lain berbintang 4) karena di hotel tempatnya menginap semula itu dia tidak bisa ke mana-mana. Jauh dari pusat perbelanjaan, taman, dan mesjid sehingga harus mengeluarkan biaya ekstra, seperti uang taksi kalau mau ke sana. (M Tampubolon)
Sumber : http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=188557

Tidak ada komentar:

Posting Komentar