Senin, 30 November 2009

Perempuan Kurang Berdayakan Media

MedanBisnis– Medan
Terobosan perempuan potensial tidak dikenal luas oleh masyarakat. Hal itu terjadi karena perempuan kurang memberdayakan media. Padahal, aktualisasi peran perempuan di tengah masyarakat juga tidak terlepas dari peran media.
Demikian disampikan Ketua Kaukus Perempuan Indonesia Sumut yang juga anggota DPD RI pemilihan asal Sumut, Prof Dr Darmayanti Lubis, dalam Seminar bertajuk “Perempuan, Media, dan Kepemimpinan”, yang diselengarakan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Indonesia Sumut, di Hotel Madani Medan, Kamis (26/11).
Menurut Darmayanti, selama ini perempuan kurang memberdayakan media sebagai tempat mengatualisasikan diri dan kemampuannya. Untuk itu, diperlukan upaya yang kontinyu untuk berperan aktif dan mengajak media ikut dalam membesarkan kinerja perempuan.
Lebih lanjut dikatakannya, peran media tersebut tidak hanya dimanfaatkan pada saat kampanye berlangsung. Tapi juga perlu dilakukan dalam rangka merangkum komunikasi publik dengan masyarakat terkait fungsi media dalam pendidikan dan sosial kontrol.
“Hal ini terbukti sewaktu saya kampanye untuk calon DPD RI 2004 dan 2009 lalu. Saya kalah pada Pemilu 2004 karena saya kurang beredar di media, konstituen tidak kenal maka saya tidak terpilih. Makanya pada Pemilu 2009 kemarin selain terus melakukan komunikasi politik di basis saya juga hadir di media dalam sejumlah kegiatan,” ujarnya.
Senada Dosen Fisip Universitas Sumatera Utara (USU), Rosemary Sabri melihat bahwa kepemimpinan perempuan akan sangat masuk akal menjadi lebih kuat dengan kehadiran media. Hal inilah yang perlu dilakukan terus, sebab tanpa media, kinerja apapun yang sangat mulia akan berdampak terbatas. Terutama dalam rangka merangkum aspirasi dan dan menyebar produk-produk kepemimpinan seperti program atau kebijakan.
“Tanpa publikasi dari media, apapun yang kita lakukan akan sangat terbatas dampaknya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Biro TVOne Medan, Linova mengungkap, dalam perjalanan kerjanya selama 10 tahun terakhir sebagai jurnalis, cukup sedikit mendapatkan narasumber perempuan yang membahas soal pendidikan, politik, hukum, dan pemerintahan, yang notabene menjadi sumber masukan bagi pembangunan. Sehingga ketokohan dan kepemimpinan perempuan jarang muncul di media.
“Diharapkan melalui Forum Jurnalis Perempuan Indonesia yang kini berusia dua tahun dapat mendorong kepemimpinan perempuan dalam masyarakat supaya lebih eksis dalam pembangunan,” ucapnya.
Dosen Psikologi USU, Emmy Abbas dalam kesempatan itu menyatakan, sifat kepemimpinan itu sangat bergantung dari lingkungan hidup seseorang, baik laki-laki maupun perempuan.
Jiwa kepemimpinan seseorang dipupuk dari bakat dan faktor ekternal dirinya. “Secara psikologi, jiwa kepemimpinan itu sangat terpengaruh oleh faktor lingkungan,” terangnya.
Jadi, kepemimpinan perempuan pun sangat bergantung dari sebesar apa dirinya menempa diri dalam sebuah komunitas yang menuntut pengambilan keputusan yang tepat dan tegas, serta bagaimana merangkul berbagai latar belakang untuk bersatu dalam sebuah tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar